Era teknologi yang semakin canggih membuat para pengguna media social makin eksis pada bidangnya masing-masing. Media social yang dimiliki harus dijadikan sebagai wadah komunikasi yang aktif, dari pelajar, mahasiswa, pedagang, pengusaha, hingga para guru. Guru harus bisa mengoptimalkan pemakaian media social sebagai “kelas” untuk peserta didik mereka. Mengingat masa pandemic yang belum juga usai dari perbincangan. Salah satu layanan internet yang harus dikuasai adalah blog. Dari ngeblog para guru bisa menulis materi yang akan diajarkan secara daring. Materi akan ditulis dan dibagikan ke siswa. Maka, guru pun harus belajar kiat-kiat ngeblog.
Dari situ lahirlah group-group di WA untuk pelatihan guru ngeblog. Salah satu kelas yang dipandu oleh pak Jhay adalah kelas yang aktif dengan guru-guru yang luar biasa hebatnya. Dari WAG guru-guru diajarkan untuk mengoptimalkan blog untuk media pembelajaran di sekolah, selain itu guru juga dipandu agar dapat menghasilkan rupiah dari hasil ngeblog.
Bagi Pak wijaya yang akrab dipanggi Om Jhay mengatakaniatu segala yang tertulis diblog akan dijadikan buku. Ini sangat berpeluang bagi guru-guru yang mengikuti kelas beliau. Setiap minggu diadakan dua pertemuan. Setiap pertemuan para guru harus membuat resume dari materi yag diberikan dari narasumber. Nah, resume tersebutlah kemudian dikumpulkan dan dijadikan sebagai sebuah karya.
Lalu, bagaimana membuat resume menjadi buku?
1. Menentukan Topik dan Judul Buku
Yang harus diperhatikan terlebih dahulu adalah buku apa yang hendak ditulis? Jika hasil resume dari blog tentang matapelajaran, atau motivasi, atau hanya sebatas kata-kata mutiara, maka tentukan tema dari buku kita. Dari tema tersebut akan lahir sebuah judul. Judul yang dibuat pun harus sesuai dengan isi buku nantinya, dan lebih penting lagi membuat judul yang menarik pembaca. Karena, pembaca yang akan menentukan buku itu laku atau tidak, nah maka pembaca akan melihat bagus atau tidak judul buku kita.
2. Memilih resmue yang akan dijadikan buku
Setelah menentukan judul yang menarik, resume yang telah ditulis diblog mulai kita pilah-pilah untuk dijadikan sebagai buku. Pemilihan artikel yang telah ditulis pun harus sesuai dengan judul bukunya, jangan karena semua resume telah ada maka semua resume diangkut dalam satu buku. Siapa tahu ada materi yang tidak sesuai dengan isi buku. Maka, penting juga melihat resume yang pas yang akan dijadikan buku. perlu diingat juga bahwa resume yag dibuat harus menarik isinya, untuk menarik pembaca resume, kita harus menulis intro yang membuat pembaca tidak bosan, karena penentu akan dibaca atau tidaknya tulisan kita adalah diawal resume kita.
Resume yang telah dipilih kemudian ditambahkan dengan opini si penulis agar isinya lebih berbobot, bisa ditambahkan dengan pendapat para pakar, dan juga kutipan-kutipan dari berbagai sumber. Tapi, ingat! dalam mengutip harus disertai sumber dari mana kita mengutip. Hal ini penting untuk dilakukan, agar tulisan kita tidak dikatakan sebagai plagiat, dan kita tidak disebut sebagai plagiator.
3. Melengkapi isi buku
Resume sudah ditata selanjutnya adalah. Melengkapi isi buku yang akan dicetak. Ada halaman cover, kata pengantar, daftar isi, isi buku (hasil resume), daftar pustaka, profil penulis (jika perlu) dan sinopsis. Beberapa hal inilah yang harus dilengkapi terlebih dahulu sehingga buku yang dibuat terlihat berbobot. Tidak saja berbobot namun juga berkualitas, dan tentunya laku dipasaran, nah ada tiga hal yang harus dilihat agar buku dapat laku dipasaran. Maka, perlu dilihat point-point penting untuk menjadikan hasil resume menjadi sebuah buku. agar buku yang tersusun pun diminati para pembaca nantinya. Agar pembaca dapatkan manfaatnya, dan tentunya kita pun senang.
Posting Komentar untuk "Kiat Membukukan Hasil Resume"
Trimakasih atas kunjungan Anda. Silakan tinggalkan pesan pada kolom komentar. Jika ada yang ingin ditambahkan atau ada kritikan tentang tulisan yang Anda baca. Terimakasih.