"Penulis yang baik adalah pembaca yang baik"
Kalimat di atas merupakan salah satu kalimat pemantik setiap penulis. Saya miris melihat diri saya yang semakin hari semakin miskin dengan bacaan. Padahal buku-buku berceceran dalam rumah, tertata begitu rapi di atas rak buku, tapi kenapa tangan ini enggan mengambilnya. Saya sarankan para sahabat pena tidak seperti diri saya yang sangat malas dengan membaca. Banyak faktor yang akan berdampak pada diri kita kalau tidak membaca. Tapi, untuk memulai sebuah kebaikan itu memang rasanya sulit sekali dijalankan. Kecuali kita paksakan dan jalaninya dengan ikhlas. Bukan karena tekanan orang lain atau pun karena aturan yang akan mendatangkan hukuman.
Membaca bukan lagi aturan, atau pun tuntutan, melainkan kewajiban. Tuhan saja menyuruh kita untuk membaca. Jelas telah tertulis dalam kitab suci yang agung perintah ini. Malahan, perintah ini pun yang lebih awal diturunkan kepada Nabi besar untuk dilakukan sebelum perintah yang lain. Secara logika bisa diartikan. Mengapa membaca lebih dulu diperintahkan? Karena, membaca membuka cakrawala kita, membuat otak yang kosong menjadi terisi, tentunya dengan ilmu pengetahuan, membaca dapat merubah pola pikir seseorang menjadi lebih baik, membaca dapat membuat pikiran kita bertamasya kemanapun dia mau.
Fungsi dan manfaat membaca sudah hampir semua orang mengetahuinya, tapi kenapa masih ada yang malas untuk melakukannya? Yah, seperti saya ini contohnya. Karena masih menganggap enteng manfaatnya, masih menganggap membaca hanyalah satu alternatif pengantar tidur, karena banyak juga yang beranggapan bahwa membaca itu buat ngantuk. Iya nggak? pemikiran seperti ini seharusnya dibinasakan dari otak kita. Karena, salah satu perintah ini sangat dimuliakan pula. Agar kita bisa tumbuh menjadi manusia yang berguna. Baik diri sendiri maupun orang lain.
Maka, tak jarang kita melihat para penulis selalu haus dengan bacaan. Membaca sudah seperti makan dan minum mereka setiap harinya. dengan itu, mereka akan menulis dengan lancar, menuangkan ide dengan hati yang gembira, sesekali bisa mandek, tapi kalau baca lagi pasti nge-gas lagi. Begitulah peran membaca dalam kegiatan tulis-menulis. Tidak ada dampak negatif jika terus dilakukan. Malah akan ada setiap detik energi baru yang tumbuh untuk terus meramu setiap ide yang muncul di kepala. Menjadikan sebuah karya yang enak dibaca dan mudah diresapi.
#Jan03AiseiWritingChallenge
Nasihat yang baik
BalasHapusMembaca dan Menulis itu Jodoh
BalasHapusMantab
HapusTerimakasih telah mengingatkan untuk selalu membaca.
BalasHapusMakasih bu guru sudah mampir
HapusMenulis dan membaca
BalasHapusPasangan tak terpisahkan
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusSiap pasanagn sejoli dg rahab mbaca lancar menulis Lanjut. Cakininblogspot.com
BalasHapusMakasih bu sudah mampir
HapusMembacalah jika kau ingin menulis. Sip.. Mksih buk tulisannya..
BalasHapusSemoga bermanfaat. Makasih sudah mampir...
HapusMembaca dan menulis, du sijoli dalam rangka membuat tulisan supaya bagus. Harus itu....Gassss...
BalasHapus