Buku merupakan sumber ilmu yang tak bisa digantikan oleh apa pun. Buku menjadi gudang imu yang telah beraba-abad berkembang hingga sekarang. Kecanggihan yang berkembang begitu pesat, tidak menutup kepentingan keberadaan buku ini. Maka, dari setiap kalangan dari dewasa, remaja, bahkan anak-anak ingin menulis buku. Penulisan buku pun haruslah sesuai dengan strategi-stratesi kepenulisan, setelah buku ditulis buku pun di pasarkan.
Nah, malam ini, dari narasumber hebat yang dihadirkan di komunitas menulis yang dibangun oleh pak. Jay.
Bapak Akbar Zainudin seorang motivator dan penulis, memberikan penjelasan bagaimana strategi pemasaran buku. Setidaknya beliau menjelaskan empat strategi pemasaran buku.
1. Strategi Produk.
Strategi produk ini lebih cendrung menjadi tanggung jawab penerbit, karena selaku penulis hanya memberi masukan kepada penerbit siapa target pembaca kita dan apa kebutuhan mereka terhadap buku kita.
2. Strategi harga.
Untuk menentukan harga buku pun masih menjadi tanggung jawab penerbit. Mengenai harga buku ini ada dua ketentuan harga buku secara umum dan harga buku dijual secara premium. Buku bisa dijual mahal, jika memiliki nilai tambah dibandingkan buku-buku lain. Misalnya, dalam buku yang kita tulis berisi bonus-bonus, atau vocher seminar, workshop dll).
3. Strategi distribusi.
Distribusi secara umum dibagi menjadi dua: distribusi tradisional dan distribusi non tradisional. Distribusi tradisional adalah melalui toko-toko buku, baik toko-toko buku jaringan nasional maupun toko buku lokal.
Sedangkan distribusi non tradisional, di antaranya adalah:
a) Melalui MLM (Multilevel Marketing).
b) Melalui Penjualan Langsung.
c) Melalui Marketplace/e-Commerce (Lazada, Bukalapak, Tokopedia, Shopee, dll).
4. Strategi Promosi.
Strategi ini bisa dilakukan oleh dua pihak, yaitu penerbit dan penulis itu sendiri. Ada pun yang bisa dilakukan untuk mempromosikan buku kita adalah :
a) Launching buku
Launcing buku bisa dilakukan oleh penerbit mau pun penulis. Dan untuk tempatnya bebas, namun harus sesuai dengan kebutuhan. Misalnya bisa di sekolah, perguruan tinggi, atau di komunitas-komunitas remaja desa, bahkan di masjid desa kita. Tergantung buku apa yang kita tulis bisa disesuaikan dengan tempatnya.
b) Bedah buku
Nah, untuk bedah buku. Yang melakukannya adalah penulis buku itu sendiri. Bedah buku dilakukan bisa secara online mau pun offline. Bedah buku secara online, bisa kita manfaatkan komunitas-komunitas menulis yang kita ikuti, maka akan semakin banyak orang mengetahui buku yang telah kita tulis.
Bagaimana jika peserta yang hadir hanya sedikit? Berapa pun yang hadir silakan diadakan bedah buku tersebut. Mungkin awalnya memang sedikit. Namun, dari sedikit itulah yang akan menadatangkan banyak orang. Sehingga buku kita lebih banyak yng mengetahuinya.
c). Melakukan seminar ataupun workshop sesuai dengan tema buku kita.
Jika kita menulis tentang motivasi, buatlah seminar motivasi, jika kita menulis tentang Bahasa maka lakukan seminar Bahasa, dan jika kita menulis tentang bisnis maka lakukan seminar bisnis. Hal ini akan memudahkan kita dikenal orang lain, dan akan melajukan proses penjualan buku kita.
Nah, untuk pemula. Sebaiknya lakukanlah seminar pertama secara gratis. Ini bermaksud untuk proses perkenalan buku terhadap pembaca. Lakukanlah seminar juga secara berkelanjutan. Minimal sekali dalam sebulan. Seminar pun bisa dilakukan secara online melalui media social. Bisa lewat zoom, chanel youtobe, IG, FB, dll.
d). Bangun komunitas.
Komunitas yang kita bangun adalah komunitas yang kita sesuaikan dengan tema buku kita. Kalau buku kita temanya motivasi, maka kita bangun komunitas tentang motivasi. Buku tentang guru, maka bangun komunitas guru. Buku tentang menulis, bangun komunitas menulis. Buku tentang Ice Breaking, bangun komunitas Ice Breaking. Buku tentang bahasa, bangun komunitas bahasa. Komunitas membuat kita lebih dekat dengan pembaca sehingga memudahkan kita untuk menawarkan mereka dalam membeli buku.
e). Membangun jaringan reseller
Reseller merupakan orang yang akan membantu kita memasarkan buku kita. Kita berikan 20-30 persen komisi dari harga jual. Hal ini telah dilakukan oleh Dewa Eka Prayoga, beliau berhasil menjual 10.000 buku hanya dalam waktu 2 minggu melalui reseller ini. Tentu resellernya saja puluhan ribu, berbagai produk. Kalau kita sudah punya jaringan reseller, akan memudahkan kita menjual buku.
f). jualan di marketplace
Buka toko di marketplace (Lazada, Shopee, Bukalapak, Tokopedia, dan sebagainya). Membuka toko di marketplace akan meluaskan promosi dan distribusi kita.
g). Memanfaatkan media sosial (Medsos) untuk promosi buku.
Manfaatkan sebaik-baiknya followers dan subscriber dengan memberikan informasi tentang buku. Setiap hari, kita buat status terkait tema buku yang kita tulis, sehingga orang semakin paham dengan buku yang kita tulis. Dan jangan setiap hari isinya jualan. Lebih banyak sharing-sharing, baru selling. Lebih banyak memberikan pengetahuan kepada para pembaca sehingga mereka merasa ada manfaat menjadi followers kita.
Sharing-sharing apa saja, kalau perlu sesuai dengan kebutuhan mereka. Sehingga setiap hari, semakin lama akan semakin ada ikatan dengan pembaca. Kalau sudah begitu, akan memudahkan kita dalam proses memengaruhi pikiran orang dalam membeli buku. Jadi, pada dasarnya kita ini memengaruhi orang agar mereka mau menjadikan buku sebagai kebutuhan utama. Dan memang, membaca akan banyak membuka wawasan, pengetahuan, dan pilihan dalam mengambil keputusan. Dengan bersama-sama membangun kebutuhan akan membaca, maka akan memudahkan kita dalam proses menjual buku.
Waaw lengkap mb hesty... Terimakasih. Kita semakin paham bagaimana memasarkan buku kita.
BalasHapusNggih makasih Bu guru. Bisa beri masukan, dan kritik juga ya, Bu guru.
HapusLuar biasa, resume yàng menarik, lengkap dan mudah dipahami...
BalasHapusTerimakasih Pak. Sudah mampir diblog saya.
HapusIni pertama kalinya saya baca tulisan ibu. Luarbiasa bu retorika kalimat yang di pakai membuat tulisan mudah di cerna. Selamat menulis bu👍👍
BalasHapusAlhamdulillah Bu guru. Terimakasih sudah mampir diblog saya. Semoga bermanfaat 🙏😊
Hapus