Pelatihan Belajar Menulis PGRI: Menulis Semudah Ceplok Telur

 

Pelatihan Belajar Menulis PGRI: Menulis Semudah Ceplok Telur
Belajar Menulis PGRI

Malam ini kembali ke kelas belajar menulis bersama guru hebat di group belajar menulis PGRI. Bersama seorang guru, penulis, pegiat literasi yang cantik dan memiliki segudang prestasi beliau adalah ibu Lilis Ika Herpianti Sutikno.  Profil ibu guru cantik ini memang membuat saya ternganga dengan segudang karya dan prestasi yang telah diraihnya. 

Prestasi ibu Lilis

Ada beberapa prestasi yang membuat saya sangat kagum sama ibu cantik ini.

  1. Penulis artikel pada majalah
  2. Penulis Karya Tulis Ilmiah pada Prosiding
  3. Penulisan Karya Tulis Ilmiah pada Jurnal Ilmiah PEN@ GURU Agupena NTT
  4. Penulis buku tunggal
  5. Penulis buku antologi 
  6. Editor buku

Menulis Semudah Ceplok Telur


Benar nggak sih, menulis semudah ceplok telur? Mungkin kita bisa katakan tidak semudah itu, tapi bagi ibu Lilis selaku narasumber malam ini, begitulah mudahnya menulis. Namun, kemudahan menulis ini datangnya dari usaha dan ketekunan yang kuat. 

Semua kemudahan dalam menulis bisa datang dari sebuah niat atau sebuah motivasi seperti yang beliau katakan dalam penjelasan melalui PPT yang beliau tampilkan. 

belajar menulis
Sumber: ibu Lilis


Ingat kembali siapa diri kita. Kita bukanlah anak raja, bukan pula anak seorang sastrawan, jika ingin dikenang oleh anak cucu maka menulislah. Jadikan menulis sebagai satu infestasi yang bisa dijadikan amalan bagi banyak orang. 

Selain dari motivasi di atas menulis dikatakan mudah karena beliau merasa menulis merupakan sebuah perintah yang datang dari Tuhan, dan banyak orang-orang terdahulu pun menulis untuk mengikat ilmu mereka. 

Mungkin dari kita akan bertanya, mengapa mesti menulis? ada beberapa jawaban atas hal ini, yaitu:

  1. Menulis merupakan pesan para sahabat nabi. Di antaranya adalah: Imam As-Syafi'i, beliau berpesan : "Ilmu adalah buruan dan tulisan adalah ikatannya. Ikatlah buruanmuu dengan tali yang kuat. Termasuk kebodohan setelah kau memburu kijang, kau lepas begitu saja. Ada pun pesan lain dari Imam al-Ghazali: "Kalu kau bukan anak raja, dan juga bukan anak ulama besar maka menulislah" 
  2. Perintah menulis ada dalam hadis. Yakni: Qoyyidul 'ilma bilkitabi (jagalah ilmu dengan menulis)
  3. Ternyata menulis juga perintah Allah. Tertulis dalam Al-qur'an surat Al-Baqarah ayat 282 yang artinya "Wahai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. 
Tiga alasan di atas bisa menjadi tombak niat kita agar menjadikan kegiatan menulis semudah yang dikatakan bu Lilis. Karena kemudahan yang kita rasakan dari apa yang kita pikirkan. Jika kegiatan menulis adalah sebuah kewajiban maka kita tentunya akan melakukannya dengan terus menerus. Namun, jika ia hanyalah sebuah pelampiasan yang bisa dilakukan kapan saja, maka kita pun akan menulis semau-mau kita,

Tentukan motivasi menulis se-dini mungkin. Menulis bukanlah hal baru lagi untuk kita. Menulis sudah menjadi makan-minum kita sehari-hari. Namun bagimana agar menulis bisa menjadi sesuatu yang bermanfaat untuk orang lain?

Menulislah dari Hati

Menulis ibarat seperti pensil yang terus memberikan manfaatnya untuk setiap orang yang menggunakannya. Pensil, yang digunakan adalah bagian dalamnya. Ketajaman sebuah pensil akan menghasilkan tulisan yang bagus bukan? Nah, demikian tulisan yang kita tulis. hadirkanlah setiap karya dari hati kita. Pesan yang tertuang dari hati yang bersih akan mendatangkan manfaat untuk para pembaca. 

Tulisan yang hadir dari hati yang bersih pula akan berdampak untuk hati yang membaca, ini juga akan berdampak pada penulisnya. Mengapa karena, jika pembaca merasa nyaman dengan apa yang kita sampikan, maka tulisan tersebut akan mendapat apresiasi. Bisa saja kita menjai seorang pembicara, motivator, atau bahkan bisa sebagai pemateri, seperti yang dirasakan oleh pemateri malam ini. 

Pesan Narasumber 

Pertemuan malam ini sebatas pemantik semangat. namun, walau pun hanya motivasi yang diberikan, tapi sudah mengundang semangat luar biasa yang diberikan para peserta diskusi malam ini. Sebelum menutup kelas ada beberapa pesan yang disampaikan. Pesan ini merupakan pesan keramat yang bisa menjadikan setiap peserta kelas belajar menulis benar-benar menjadi penulis, pesan ini juga dijadikan pemantik semanagat ibu Lilis saat menulis. 

Pesan keramat ini berasal dari guru bloger kita bapak Wijaya Kusuma yang sering disapa om Jay:

Menulislah setiap hari dan rasakan apa yang terjadi


Sempatkan waktu untuk menulis. jangan menunggu waktu luang untuk menulis, tapi luangkan waaktu untuk menulis. 

Semoga materi yang disampaikan malam ini menjadi energi tambahan kami selaku penulis pemula agar bisa menghasilkan karya-karya terbaik seperti para penulis sebelumnya. 

Bayangkan mudahnya menulis, semudah menceplok sebutir telur di atas wajan. PLOK , jadi, deh 

14 komentar untuk "Pelatihan Belajar Menulis PGRI: Menulis Semudah Ceplok Telur"

  1. Waw tulisan ini selalu keren dan tertara rapi sepertinya akan menjadi yg terbaik (lagi) 👏👏👏👏

    BalasHapus
  2. Pesan keramatnya tuh...
    Ngeri bunda, ha ha ha...
    Benar jangan menunggu waktu luang untuk menulis. Tetapi luangakan waktumu untuk menulis

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam literasi Bunda. Saya bahagia malam ini. mendapat materi dari bunda Lilis

      Hapus
    2. Bunda juga bahagia bisa jumpa orang Alor di kelasnya Om Jay

      Hapus
  3. Luar biasa. Kren tampilan Blognya. saya mau belajar gmn bikinnya. Ibu ternyata sdh penulis buku...Penulis Buku : Muslimah Kanan, Pena Pedang Penulis, Semoga makin banyak lagi buku dihasilkan setelah ikut BM ini

    BalasHapus
  4. Keren, kata kata motivasinya mantapz

    BalasHapus
  5. Ceplok telur, keren. Mudah dan bergizi.

    BalasHapus

Trimakasih atas kunjungan Anda. Silakan tinggalkan pesan pada kolom komentar. Jika ada yang ingin ditambahkan atau ada kritikan tentang tulisan yang Anda baca. Terimakasih.