menulis buku ajar/dok: group kmbn gel 30 |
Buku ajar menjadi salah kebutuhan yang harus dimiliki seorang guru. Sebagai pengajar tentu menginginkan para pelajar mampu memahami materi dengan baik dan benar, maka dengan menulis buku ajar adalah salah satu cara untuk guru agar para murid dapat menguasai materi yang akan disampaikan oleh guru.
Buku
ajar yang dibuat pun haruslah memiliki tujuan dan maksud yang jelas. Maka dari
itu seorang pengajar harus mengetahui terlebih dahulu cara atau strategi
penulisan buku ajar. Namun sebelum mengetahui bagaimana cara menulis buku aja,
terlebih dahulu kita memahami arti dari bahan ajar dan buku ajar.
Pengertian bahan ajar dan buku ajar
Bahan
ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru atau dosen
dan mahasiswa dalam kegiatan belajar mengajar bahan ajar dapat berupa tertulis
dan tidak tertulis. Bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara
sistematis baik tertulis maupun tidak tertulis sehingga dapat tercipta
lingkungan dan suasana yang memungkinkan peserta didik untuk belajar. Sedangkan
Buku Ajar adalah buku ilmiah berupa uraian materi pembelajaran yang disusun
secara logis dan sistematis dengan bahasa yang lugas, digunakan dosen dan
mahasiswa dalam pembelajaran (Pannen & Purwanto, 2001), buku ajar adalah
hasil penelitian atau hasil pemikiran, guru harus memiliki visi untuk memiliki
buku ajar yang akan diajarkan pada siswa.
3 syarat menulis buku ajar
Menulis
buku jar tidak seperti menulis buku fiksi atau pun non fiksi pada umumnya. Menulis
buku ajar memiliki syarat tertentu yaitu:
Penguasaan ilmu
Setiap
guru atau pun dosen pastilah memilih kecakapan ilmu dalam bidangnya
masing-masing. Maka, untuk modal pertama ini sudah cukup untuk membuat buku
ajar. Pastinya juga setiap mengajar guru atau dosen memiliki perncanaan dalam
proses belajar mengajar, materi yang disampaikan saat belajar itu bisa
dijadikan bahan untuk membuat buku ajar.
Kemampuan berbahasa
Selanjutnya
yang kedua dalah kemampuan berbahasa. Menulis buku memang idak sama dengan
berbicara, namun kemampuan berbahasa sangatlah penting dalam menulis. Baik itu
buku fiksi , nonfiksi, terlebihnya buku ajar itu sendiri. Karena, fokus buku
ajar tidak sama dengan buku pada umumnya.
Buku
SD, tidak bisa disamakan dengan buku SMP, buku SMP tidak bisa disamakan dengan
buku SMA, bahasa yang digunakan setiap jenjang dan kelas pun pastinya memiliki
karakter yang berbeda-beda. Maka perlunya kemampuan bahasa untuk menyusun buku
ajar sangatlah penting.
Komitmen guru/dosen
Ketiga yang harus dimiliki seorang guru atau dosen dalam menyusun buku ajar adalah komitmen yang kuat.
Pentingnya menulis buku ajar
- Dapat belajar sekalipun tidak ada guru
- Dapat belajar kapan dan di mana saja
- Tidak terlalu tergantung kepada guru sebagai satu-satunya sumber informasi
- Bisa belajar dengan kecepatan masing-masing sesuai dengan potensi
Keuntungan menulis buku ajar bagi guru dan dosen
Selain
menjadikan proses pembelajaran lebih mudah. Guru dan dosen pun akan mendapatkan
keuntungan lebih dalam menulis buku ajar, di antaranya adalah:
- Promosi kenaikan pangkat
- Mendapat insentif
- Finansial royalti
- Eksistensi diri
- Media ekspresi
- Brending personal dan institusi
- Dan penguatan keilmuan
Cara penyusunan buku ajar
PENATAAN
INFORMASI (compilation text)
Guru/Dosen
melakukan kompilasi bahan dari berbagai sumber yang telah beredar di pasaran
berdasarkan RPS yang telah disusun
PENGEMASAN
KEMBALI (information repackaging)
Guru/Dosen
melakukan pengemasan kembali dari sumber-sumber yang telah ada disesuaikan dengan
kebutuhan kompetensi yang ingin dicapai dalah RPS
MENULIS
SENDIRI (starting from scratch)
Guru/Dosen
menulis sendiri berdasarkan kepakarannya berdasarkan RPS mata kuliah yang
diampu
Prinsip-prinsip pemilihan materi buku ajar
Prinsip relevansi
Materi
pembelajaran hendaknya ada hubungannya dan memberikan kontribusi bagi upaya
pencapaian capaian pembelajaran mata kuliah dan kemampuan akhir. Misalnya, jika
kemampuan yang diharapkan dikuasai mahasiswa berupa menghafal fakta, maka
materi pembelajaran yang diajarkan harus berupa fakta
Prinsip konsistensi
Materi
pembelajaran harus konsisten dengan kemampuan akhir yang ingin dicapai, baik
dari segi jumlah materi maupun dari taksonominya. Jika kemampuan akhir yang
harus dikuasai mahasiswa empat macam, maka materi buku ajar yang harus
dikembangkan juga harus meliputi empat macam
Prinsip kecukupan
Materi
yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu mahasiswa menguasai
kemampuan akhir yang diharapkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit dan tidak
boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai
capaian pembelajaran mata kuliah dan kemampuan akhir. Sebaliknya, jika terlalu
banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk
mempelajarinya.
Wujudkan buat buku ajar ya
BalasHapusinsyaAllah bunda, doakan terwujud ,
HapusCakep resumenya ini sih penulis berpengalaman
BalasHapusterimakasih bunda,
Hapuskeerennn bu...
BalasHapusterimakasih bund sudah mampir
HapusLuar biasa, bunda..
BalasHapusterimakasih bund
Hapus