7 Cara Membangun Komitmen Menjadi Penulis Sukses

Komitmen Menjadi Penulis Sukses/desain by canva

Ketika kita menaruh mimpi menjadi seorang penulis. Yang diharapkan selanjutnya adalah menjadi penulis sukses. Tapi, kita sering bingung dan bertanya, bagaimana cara membangun komitmen menjadi penulis sukses.

Dari grup menulis yang saya ikuti, yang dikomandani oleh seorang penulis bernama Irja Nasrullah, beliau sudah menulis banyak buku motivasi dan juga beberapa novel memberikan kami beberapa tips agar bisa komitmen dalam menulis. Khususnya untuk menjadi penulis yang sukses.

7 komitmen menjadi penulis sukses

Berani untuk memulai

Kalau mau menulis, hal pertama yang kita lakukan adalah berani untuk menulis. Ambil pena, kertas, atau gunakan alat yang ada untuk memulai visi kita sebagai seorang penulis sukses. Karena, menjadi penulis tanpa mau memulai menulis sama saja bohong. Carilah kesempatan, luangkan waktu untuk menulis. Kalau kita hanya menunggu waktu kosong dan tidak mau meluangkan waktu, akan sulit bagi kita untuk menulis.

Berani untuk meneruskan

Jangan termakan pribahasa yang mengatakan “Panas-panas tahi ayam” kita pasti paham dengan pribahasa yang populer ini. Semangat hanya diawal saja. Dan mimpi hanya tinggal kenangan saja. Jika sudah berani untuk memulai maka berani pula untuk terus melanjutkan. Jangan jadi penulis yang malas. Ingat kembali nasihat Karen Miller:

“Penulis yang malas menyelesaikan naskahnya tidak akan pernah menjadi penulis.”

Mau menyisihkan waktu untuk membaca

Point ke tiga ini adalah point terpenting. Jika ingin menulis kita harus membaca. Jangan pernah membuat alasan untuk tidak membaca. Apalagi kalau alasannya adalah tidak memiliki buku. Sekarang buku-buku gratis sudah bisa diakses lewat banyak aplikasi salah satunya adalah ipusnas. Jangan pernah jauh dari buku kalau kau sudah menobatkan diri untuk menjadi penulis.

Semain banyak buku yang kamu baca, akan semakin besar motivasi untuk menulis, semakin bagus buku bacaanmu, akan semakin bagus pula tulisanmu. Kualitas sebuah tulisan bisa dilihat dari, kualitas buku yang dibaca.

Berani melawan arus

SGA berkata “Jadi penulis itu kutukan: kita melihat yang tidak terlihat oleh orang lain, kita menulis apa yang orang lain tidak berani menulisnya.”

Tidak sebuah kebenaran cocok disampaikan. Maka, penulis harus memahami situasi dan kondisi. Jangan pernah khawatir akan perbedaan. Justru perbedaan itulah nilai tertinggi kita dengan orang lain.

Bangun tidur lebih awal dan tidur lebih lambat

Menulis memerlukan banyak usaha. Ada yang harus kita korbankan untuk meraih apa yang kita inginkan. Salah satunya adalah kurangi waktu tidur dimalam hari. Menulis dimalam hari ini pun telah dilakukan oleh orang-orang terdahulu. Bahkan mereka menulis berlembar-lembar sampai tidak sadar waktu subuh telah tiba.

Peka terhadap keadaan

Berusahalah untuk peka terhadap apa yang terjadi dalam keseharian kita. Penulis yang baik dan memiliki kepekaan terhadap lingkungan akan merubah sesuatu yang biasa menjadi sesuatu yang luar biasa. Jika kita peka, kita akan mampu menangkap fenomena yang satu dengan fenomena yang lain.

Berani ditolak

Memiliki karya adalah salah satu keinginan yang ingin dicapai oleh seorang penulis. Namun, untuk mencapai ke titik ini kita perlu menyelesaikan hambatan dan ujian. Salah satu yang harus kita lalui adalah ditolak oleh penerbit.

Waktu dan pikiran sudah kita korbankan, namun setelah naskah jadi dan kirim ke penerbit ternyata ditolak. Ini hal yang biasa dan harus dilewati. Jika ditolak itu adalah teguran, bahwa kita butuh belajar lagi, tulisan kita butuh perbaikan lagi. Maka, perbaiki, koreksi lagi, dan kirim lagi, hingga tulisan kita mendapat kesempatan untuk menjadi sebuah karya yang bermanfaat untuk orang lain.

Nah, di atas adalah beberapa cara membangun komitmen menjadi penulis sukses. Ingat komitmen itu perlu dijaga dan juga dipupuk.

“Meskipun demikian, ada banyak hal yang menjadi titik temu jalan kepenulisan. Salah satunya adalah komitmen. Mereka yang teguh memegang komitmen akan berhasil menjadi penulis. Bagi yang komitmennya lemah, biasanya sulit untuk sukses menjadi penulis” (McGranahan, 2020)