Menulis Tidak Perlu Bakat, Benarkah?


Menulis Tidak Perlu Bakat, Benarkah?
Menulis Tidak Perlu Bakat, Benarkah?/pexels.com


Seorang teman menyampaikan keluhan padaku tentang sulitnya menuangkan ide ke dalam tulisan. Hal ini diungkapkan melalui percakapan saat bicara melalui ponsel beberapa hari yang lalu.

Teman tersebut mengaku bahwa ide yang dimiliki sudah banyak, akan tetapi saat menulis ia tak dapat menuangkan semua ide tersebut.

Benarkah menulis perlu sebuah bakat?

Perlu kembali kita bahas bahwa keterampilan bahasa terdiri dari empat keterampilan yaitu menyimak, membaca, berbicara, dan yang terakhir adalah menulis. Kabar baiknya semua keterampilan ini bisa dikuasai oleh siapapun. Tidak perlu bakat khusus. Lantas Bagaimana seorang meningkatkan sebuah keterampilan khususnya menulis?

Meningkatkan keterampilan menulis.

• Menyimak dan menulis.

Seperti yang ditulis di atas bawah 4 keterampilan bahasa: menyimak, membaca, berbicara, dan menulis adalah sebuah keterampilan yang bisa dibangun. Ini artinya menulis adalah sebuah keterampilan yang bisa dibangun.

Hal pertama yang bisa dilakukan adalah dengan cara menyimak lalu menulis. Menyimak dapat dilakukan dengan cara menonton film kesukaan, mendengar video motivasi, ceramah, dan musik yang membangun. Dari apa yang disimak, kemudian bisa dijadikan sebagai bahan untuk latihan menulis.

Tulislah Hal apa yang kau sukai dari film yang ditonton, kemudian bisa dikaitkan dengan pengalaman. Baik pengalaman pribadi maupun pengalaman orang lain.

• Membaca lalu menulis.

Membaca menjadi salah satu hal yang paling penting ketika seseorang ingin menjadi penulis. Membaca dapat memperluas kosakata dapat memberikan

sudut pandang baru dan juga bisa melahirkan inspirasi-inspirasi baru untuk ditulis.

Membaca buku pun harus dijadikan rutinitas sehari-hari. Bisa beri jadwal sesuai kesibukan masing-masing. Catatlah apa yang menurutmu penting. Hal itu akan memperkaya bahasa tulisan dan membuat tulisan lebih berkualitas. Buku yang dibaca pun perlu dilihat, karena kualitas sebuah tulisan, bisa dibangun dari kualitas sebuah bacaan yang dipilih.

• Berbicara dan menulis.

Ada orang yang bisa berbicara dengan baik namun sulit dalam menulis, akan tetapi hal ini tidak perlu dirasakan. Karena setiap masalah pasti ada solusinya. Jika kau dapat berbicara dengan lantang namun tidak dapat menulis maka yang perlu dilakukan adalah merekam apa yang kau bicarakan. Rekamlah semua ide yang terucap dari lisanmu, lalu tulis kembali dalam bentuk tulisan. Latihan ini sangat efektif dan membantu menigkatkan keterampilan menulis.

• Menulis, menulis, dan menulis.

Jika niat telah mantap untuk menjadi seorang penulis. Yang utama dilakukan adalah menulis. Karena menulis adalah sebuah proses yang terus dilakukan sehingga akan menjadi kebiasaan.

Seperti yang diungkapkan oleh Nasrul dalam bukunya yang berjudul 90 Hari Menulis Buku.

“Menulis adalah proses latihan dan mencoba terus-menerus. Kemampuan menulis ibaratnya juga seperti mata pisau. Agar tidak berkarat mata pisau harus dipakai dan diasah terus-menerus."
Demikianlah untuk meningkatkan keterampilan menulis. Dari empat poin di atas, bisa dijadikan proses latihan untuk membangun keterampilan menulis dalam diri kita.

Maka untuk menulis tidak perlu bakat khusus. Kita hanya perlu latihan dan berproses untuk mencapai impian sebagai seorang penulis.

Posting Komentar untuk "Menulis Tidak Perlu Bakat, Benarkah?"